Pages

Senin, 22 Maret 2010

asmara di tengah rimba

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak. Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang. Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa. Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat. Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. "Maaf" katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin. Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow...Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi. "Dingin banget" katanya. "Terang dingin , habis kamu bugil begini" jawabku. "Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?" pinta Anisa. Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman " Maaf Nisa ?" "Enggak apa-apa ?!": sahutnya. Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, "Dingin" katanya, aku peluk saja dia erat-erat. " Hangat bu ?" tanyaku " iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya " pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat. Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. "Kenapa?" tanya Anisa " Maaf Nisa ? " Jawabku. " Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat. Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok 'Mr. Penny'ku. Tanganku mulai merogoh 'Ms. Veggy'nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. 'Ms. Veggy'nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat. Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ? " Kamu kuat ya?" bisiknya mesra. " Lumayan sayang ?!" sahutku setengah berbisik. " Biasa main dimana ?" tanyanya "Ada apa sayang?" tanyaku kembali. " Akh enggak" jawabnya sambil melepas 'Ms. Veggy'nya dari 'Mr. Penny'ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati 'Mr. Penny'ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah 'Ms. Veggy'nya. Aku jilati 'Ms. Veggy' itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi. Aku sempat bertanya, "Bagaimana jika kamu hamil ?" " Don't worry !" katanya. Dan setelah dia memebersihkan 'Ms. Veggy'nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali 'Mr. Penny'ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa 'Mr. Penny', dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi. Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang 'Ms. Veggy'nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok 'Mr. Penny'ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas. Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng. Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun 'Mr. Penny'ku masuk ke 'Ms. Veggy'nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan 'Mr. Penny'ku masuk kedalam 'Ms. Veggy'nya. Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, 'Ms. Veggy'nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir 'Ms. Veggy'nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang 'Ms. Veggy'nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, 'Mr. Penny'ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu, "Tahan ya ?" pintanya. " Jangan dikeluarin lho ?!" pintanya lagi. Lalu dia menghisap 'Mr. Penny'ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan 'Mr. Penny'ku di 'Ms. Veggy'nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia " keluar", dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang "keluar" dan oh,,,,oh...oh....muncratlah air maniku dilubang 'Ms. Veggy' Anisa. "Jahat kamu ?!" kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. " Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu " Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu. Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata " Aku suka kamu " Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi 'Mr. Penny'ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku " keluar" karena tangan Anisa selalu memainkan 'Mr. Penny'ku sepanjang perjalanan di Taxi itu. " Aku lemas sayang ?!" bisikku mesra " Biarin !" Bisiknya mesra sekali. " Aku suka kok !" Bisiknya lagi. Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok 'Ms. Veggy'nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah 'keluar' banyak, 'Ms. Veggy'nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan. Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang. Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari. Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya. Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, "sakit rasanya" ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi. Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya. "Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku " Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku. Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium "Anisa". Dia setuju dan masih menenteskan air mata. Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

Malam tahun baru

Saat itu sore hari tanggal 31 Desember. Suasana kantor kelihatan meriah menyambut malam tahun baru. Kuangkat gagang telepon dan kutekan beberapa nomor. "Kringg.. kringg.. hallo", suara merdu yang sudah begitu hafal menyahut dari seberang sana. "Hai manis.. kemana kita malam ini", tanyaku. "Tahu nih bingung mau kemana, terserah kamu dech.." Suasana hening sesaat hingga aku memutuskan untuk nonton saja. "Ya sudahlah, berhubung kita sudah kemana-mana di Jakarta ini kita nonton aja dulu di TIM baru nanti pas keluar kita lihat keadaan gimana." Jam sudah menunjukkan pukul 18 :30 ketika kami keluar kantor menuju TIM. Setengah jam kemudian kami sudah ada di sana. "Mau nonton apa nich?" tanyaku padanya yang terlihat memandang jalanan yang mulai ramai oleh bunyi terompet dan petasan silih berganti. "Itu aja, World Not Enough, yang jam 19 :45 selesainya 'kan, jam sepuluh terus kita lihat mau kemana nanti." Jam sepuluh lewat kami keluar dari TIM. Jalanan sudah begitu ramai kendaraan roda dua dan empat saling membunyikan klakson. "Kemana nich?" tanyaku memecah kebingungan di antara kami. "Endak tahu.. kita ke Monas aja dech.." jawabnya kemudian. Kuberhentikan bajaj. Setelah tawar menawar sebentar, kami sudah di atas bajaj menuju area Monas dan berhenti di Sabang. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam sebelas. "Kita nyari penginapaan aja dulu baru nanti jalan-jalan, masa mau nggak tidur semalaman, nggak kuat aku", pintanya saat kami berjalan menyusuri jalan Sabang yang ramai. "Mau nginap dimana?" tanyaku kemudian. "Ya udah nginap aja di hotel itu", katanya sambil menunjuk salah satu hotel di situ. "Ya udah", jawabku sambil berjalan ke arah hotel yang ditunjukkannya. Setelah mengurus administrasi, sebentar kami sudah di dalam kamar sekarang. Jam saat itu kulihat masih pukul sebelas seperempat. Setelah menutup pintu kamar kulihat dia sedang di depan jendela memandang keluar. Perlahan kudekati dan kudekap dia dari belakang secara perlahan. "Mau kemana sekarang sayang", tanyaku. Tanpa menoleh ia menjawab, "Entahlah aku pusing kalau lihat banyak orang dan berjubel." "Ya sudahlah, kita di sini sajalah", jawabku sambil merapatkan pelukkanku dari belakang. Perlahan kucium tengkuknya terus merayap ke belakang telinganya. Kulihat di kaca ia memejamkan matanya menikmati ciummanku. Perlahan kuputar badannya hingga sekarang kami saling berhadapan. Kucium bibirnya perlahan sambil menunggu reaksi darinya dan saat ia mulai bereaksi membalas mengulum bibirku, dalam beberapa detik lidah kami sudah saling bergelut. "Mmmhh.. mmhh.. mmhh.." hanya itu yang bisa keluar dari mulut kami yang saling berpagut dengan rapat. Perlahan kuturunkan tanganku yang memegang kedua pipinya ke arah dadanya dan perlahan kuremas dengan lembut. "Aaahh", erangannya mengendurkan ciuman bibirnya menikmati remasanku di dada. Matanya terpejam dan nafasnya terlihat cepat saat tangan kananku beralih ke arah selangkangannya dan mengelusnya dari luar celana kainnya. Sementara tangan kirinya juga mengelus selangkanganku juga dari luar celana panjangku. Sepuluh menitan kami hanya saling berciuman dan saling mengelus. Kemudian perlahan kubuka kaos dan tampaklah buah dadanya yang berukuran 34C. Sambil masih mencium bibirnya, perlahan kubuka kaitan BH di punggungnya dan bebaslah kedua buah dada itu dari tempatnya dan sudah kelihatan mengeras. "Aaahh.. oohh.." erangnya saat kedua tanganku meremas kedua buah dadanya yang telah mengeras itu. Beberapa menit kemudian kupindahkan ciumanku dari bibirnya perlahan melewati lehernya ke arah buah dadanya. "Oohh.. aahh.. ohh", dessahnya semakin keras ketika kukulum dengan keras puting susunya sebelah kanan, sementara tangan kiriku masih meremas yang sebelah kiri dan tangan kananku masih mengelus kemaluannya yang masih terbungkus celana panjangnya. Kuhentikan kulumanku dan perlahan kubuka kancing celana panjangnya dan dengan cepat kutarik ke bawah sekalian cela ng lebih kuat hingga.. "Aahh.. hh.." dengan cepat kutarik kemaluanku dan segera kuarahkan ke mulutnya dan dengan cepat dikulumnya bersamaan dengan keluarnya spermaku ke mulutnya. "Oohh.. enak sekali.. ahh.. sudah sayang, aku nggak kuat lagi.." kataku ketika ia masih saja mengulum kemaluanku sambil menikmati cairan spermaku dan menelan semuanya. Perlahan kugulingkan badanku ke samping badannya, keringat serasa membanjir di tubuh kami. Aku dan dia diam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang telah tercapai, hingga kami tertidur masih dalam keadaan telanjang dan berpelukan. TAMAT na dalamnya, sementara ia dengan cepat juga melepas baju dan celana yang kukenakan. Dalam sekejap kami sudah sama-sama telanjang. "Kamu cantik.." kataku saat kutatap tubuh telanjangnya sambil menarik tangannya dan dalam sekejap telah ada dalam pelukanku. "Aahh.." hanya itu yang keluar dari mulutnya saat kehangatan tubuh kami menyatu dalam pelukan. Perlahan kami berjalan menuju ranjang dan dalam beberapa detik kami sudah saling bergumul di atas ranjang. "Oohh.. terus.. Mass.. aahh", desahnya kembali ketika puting susunya kembali kukulum dan lubang kemaluannya yang telah terbuka kuelus. "Ya, remas terus sayang.. ohh enak sekali.. " kataku saat dia memegang batang kemaluanku dan mulai mengocoknya secara perlahan. Perlahan kurubah posisiku di atasnya dan perlahan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi kutahan agar tidak masuk, hanya menggeseknya saja. "Ooohh.. Maass.." desahnya saat perlahan sekali kugesekkan batang kemaluanku ke bibir kemaluannya yang sudah basah berdenyut -denyut. "Oohh enak sekali sayang", erangku mengikuti pinggulnya yang mulai bergoyang kenikmatan. Hanya beberapa menit kemudian kami memutar balik, giliran dia yang di atas, masih saling mengesekkan kemaluan masing-masing. "Masukkin Mass.. aku udah nggak tahan", katanya memelas dengan mata setengah terpejam. "Tahan dulu sayang.. aku belum begitu panas nich", jawabku ingin lebih lama pemanasannya, sementara ia terus menerus mengerang nggak tahan. "Aduhh.. ohh jangan berhenti dong.." pintanya saat acara gesekkan itu kuhentikan karena ingin ganti yang lain. "Aku haus nich.. mau minum cairan kewanitaanmu", perlahan ia memutar badannya yang masih di atas tubuhku. "Hhmm", gumamku ketika aroma dari lubang kenikmatannya segera menyergap mukaku. "Ssruupp.. mmhh.." suara mulutku yang mulai melumat bibir kemaluannya yang sangat merangsang. "Oohh.. teruss.. yaa", erangku saat meyadari batang kemaluanku mulai dikulum olehnya. Oohh, sungguh nikmat. Kulihat dia mungulum kepala kemaluan terus menjilati batangnya, mengulum lagi, menjilati lagi sambil tangannya mengelus buah zakarku yang menggembung. "Terus sayang.. terus.. enakk.." bisikku disela- sela mengulum bibir kemaluannya dan menghisap cairan yang meleleh di sana. "Aahh Mass.. terus Mass aku sudah mau nyampe", katanya sambil menekankan pinggangnya lebih rapat ke mukaku. "Iya terus.. Maass.. ennaak Mass.." desahnya. Kupercepat permainan lidahku sambil kedua tanganku mempermainkan klitorisnya. "Aaahh.. " akhirnya sampai juga dia orgasme. Kumainkan tanganku perlahan untuk memberi waktu ia menikmati orgasmenya. Perlahan kuubah posisiku di atas tubuhnya ketika nafasnya mulai normal dan perlahan sambil kucium dan kuremas buah dadanya. Kuarahkan kepala kemaluanku ke arah liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kudorong ke depan memasukinya. "Oohh.. nikmat sekali.." batinku merasakkan nikmatnya gesekan pada batang kemaluanku. "Aahh Maass.." erangnya lagi ketika seluruh kemaluanku telah amblas masuk ke dalam kemaluannya. Nafasnya mulai memburu dan matanya mulai terbuka dan tertutup ketika batang kemaluanku mulai kumaju-mundurkan perlahan. "Ohh.. yaa.. terus Mass.. teruss.. enak Mass.." ceracaunya menikmati setiap gerakan di liang kemaluannya. "Enak sekali.. terus.. ya goyang terus sayang.. enak sekali", pintaku merasakan jepitan otot lubang kemaluannya yang masih sempit. Keringat semakin mengucur deras di tubuh kami yang sedang berpacu menikmati kenikmatan dunia. Hampir setengah jam ketika kurasakan mulai terasa ada desakan dalam kemaluanku minta keluar. "Aku mau keluar nich.. " sambil kupercepat sodokanku pada liang kemaluannya. "Maass.. aku sudah nggak tahan.. terus Mass lebih cepat Mass.." desahnya sambil menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Sementara tangannya meremas seprei dengan kuat. "Mass.. aku keluar.. aahh.." teriaknya sambil menekankan kedua kakinya di atas pinggangku, sementara kedua tangannya menarik tubuhku. Kupercepat doronganku begitu merasakan jepitannya ya

Jumat, 19 Maret 2010

Mitos Tentang Masturbasi



JAKARTA, KOMPAS.com - “Saya mahasiswa 22 tahun, ingin menanyakan beberapa hal tentang aktivitas seksual yang sehat. Teman sekos saya sering kali melakukan masturbasi, hampir setiap hari.

Saya benar-benar tidak mengerti apakah tindakannya ini sehat atau tidak. Menurut dia, malahan menambah semangat dan menghilangkan stres dan tidak memiliki efek samping. Apakah benar demikian?

Apakah melakukan masturbasi setiap hari dapat mengganggu alat kelamin di kemudian hari, dan menyebabkan ejakulasi dini seperti rumor yang ada di masyarakat?

Jika di kemudian hari menikah, apakah tidak berpengaruh terhadap kehidupan seksual? Apakah mungkin ada frekuensinya dalam sehari, misalnya 2 kali sehari atau seminggu sekali atau sebulan sekali?

Menurut teman saya yang lainnya, masturbasi dapat menyebabkan sakit tulang belakang, sakit pada tempurung kaki, dan di daerah sekitar tempurung kaki terlihat seperti peot atau kulit tempurung masuk ke dalam tulang, seperti orang kurang gizi padahal keadaannya sehat. Benarkah?

Apakah masturbasi dapat mengurangi kemampuan otak dalam berpikir, dan terkesan lebih lambat?”

E., Jakarta

Aktivitas Wajar
Mitos tentang masturbasi memang masih banyak beredar luas di masyarakat, sama seperti mitos tentang seks yang lainnya. Beberapa mitos dapat menimbulkan akibat buruk bagi sebagian orang karena memengaruhi perilakunya. Tidak sedikit korban yang mengalami akibat serius hanya karena informasi yang salah berdasarkan mitos tentang seks.

Masturbasi merupakan aktivitas seksual yang umum dilakukan, bahkan sudah dilakukan pada masa anak-anak. Dalam perkembangan psikoseksual anak, salah satu fasenya adalah fase genital.

Pada fase ini, anak mulai menyadari bahwa kelaminnya merupakan bagian yang menyenangkan. Karena itu, anak, baik laki-laki maupun perempuan, senang memegang kelaminnya. Bahkan, sebagian anak dapat mencapai orgasme pada saat itu.

Perhatian terhadap kelamin semakin besar ketika manusia memasuki masa remaja. Karena itu, pada masa ini masturbasi kemudian merupakan aktivitas seksual yang umum dilakukan.

Sebagian orang yang telah menikah pun masih melakukan masturbasi karena alasan dan untuk tujuan tertentu. Lebih jauh, masturbasi bagi sebagian orang justru diperlukan sebagai bagian dari cara mengatasi gangguan fungsi seksual.

Sebagai contoh, wanita yang mengalami hambatan orgasme oleh penyebab tertentu, memerlukan latihan masturbasi sebagai bagian cara mengatasinya. Namun, bagi pria, masturbasi yang dilakukan tergesa-gesa agar cepat mencapai orgasme dan ejakulasi, dikhawatirkan dapat menjadi kebiasaan, sehingga mengakibatkan ejakulasi dini. Kekhawatiran ini tampaknya cukup beralasan.

Informasi Abad ke-18
Tidak ada akibat buruk apa pun karena melakukan masturbasi, termasuk informasi yang Anda dengar dari teman itu. Pada abad ke-18 memang pernah beredar buku yang menyatakan bahwa masturbasi dapat menimbulkan berbagai akibat buruk secara fisik, tetapi kemudian terbukti anggapan itu tidak benar karena hanya berdasarkan mitos belaka.

Sayangnya, sampai sekarang masih ada orang yang memberikan informasi berdasarkan mitos, seperti yang Anda dengar itu. Bahkan, tidak sedikit orang yang dianggap mengerti, acapkali terpengaruh oleh mitos tentang seks. @

Tunggulah Obama hingga Juni!

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal membenarkan penundaan kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia hingga Juni 2010.

Menurut Dino, Jumat (19/3/2010) dini hari, pihak Gedung Putih telah menghubunginya secara langsung untuk mengabarkan penundaan tersebut. "Komunikasinya tidak langsung dari Presiden Obama kepada Presiden Yudhoyono. Tapi, dari pihak Gedung Putih langsung kepada saya," ujarnya.

Namun, Dino belum mau menjelaskan perubahan agenda kunjungan akibat penundaan tersebut serta reaksi Presiden Yudhoyono terhadap penundaan kedatangan Obama itu. "Besok saja saya kasih penjelasan," ujar Dino.

Dino hanya membenarkan alasan penundaan adalah akibat situasi politik di Amerika Serikat karena reformasi sistem pelayanan kesehatan yang diajukan oleh Presiden Obama belum diloloskan oleh Parlemen.

Sementara itu, kantor berita AFP dan Reuters telah memberitakan bahwa Presiden Obama menunda kunjungan ke Indonesia dan Australia hingga Juni 2010.

Berita itu mengutip Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs yang mengatakan bahwa pihak AS telah menghubungi langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Perdana Menteri Australia Kevin Rudd untuk menyampaikan penundaan itu.

Sebelumnya, Presiden Obama dijadwalkan tiba di Indonesia pada 23 Maret 2010 untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Kunjungan itu pun telah diundur dari semula direncanakan pada 18 Maret 2010.

Jumat, 12 Maret 2010

Casillas Gagal Dapat Pacar


Jumat, 12/3/2010 | 05:38 WIB

MADRID, KOMPAS.com - Kiper Real Madrid Iker Casillas, mengibaratkan trofi Liga Champions sebagai seorang kekasih. Ia pun mengaku tersiksa kerinduan karena gagal mendapatkannya.

Hal itu disampaikan berkaitan dengan terhentinya langkah Madrid oleh Olympique Lyonnais di babak 16 besar Liga Champions. Madrid tersingkir dengan kekalahan agregat 1-2 (0-1, 1-1). Dengan begitu, Divisi Primera menjadi ajang paling bergengsi yang bisa diraih Madrid.

Saat ini, "Los Blancos" berada di posisi kedua dengan 62 poin. Mereka cuma kalah rekor pertemuan dari penguasa klasemen, Barcelona. Dengan 13 laga tersisa, Madrid berpeluang besar menjuarainya. Apalagi, mereka masih akan melakoni partai "El Clasico", April mendatang.

Menurut Casillas, sekalipun Madrid mengakhiri musimsebagai juara Divisi Primera, itu tetap tak bisa mengobati kerinduannya kepada trofi Liga Champions. Menurutnya, Liga Champions adalah satu-satunya ajang yang paling mewakili ambisi Madrid dan tak tergantikan oleh oleh Divisi Primera.

Meski begitu, ia mengaku tak akan cemburu kepada siapa pun yang mendapatkan "sang kekasih". Menurutnya, siapa pun yang mengangkat trofi Liga Champions pastilah merupakan tim terbaik, tak terkecuali bila trofi itu kembali jatuh ke pelukan Barcelona.

"Bila Madrid menjuarai La Liga, (mereka) hanya akan merasa gembira seperti halnya Barcelona menjuarai Liga Champions. Namun, Liga Champions seperti kekasih. Ketika mendapatkannya, Anda tak merindukannya. Ketika Anda tak (mendapatkannya), Anda menginginkannya," ulas Casillas.

"Akhirnya, mereka yang pantas akan berada di final (Liga Champions). Bila Barcelona sampai di sana, mereka layak mendapatkan (trofi Liga Champions)," tambahnya.

PARK FUNTASTIC


Ferguson: Park Pembunuh Milan
Jumat, 12/3/2010 | 01:13 WIB

MANCHESTER, KOMPAS.com - Pelatih Manchester United, Alex Ferguson menilai, gelandang Park Ji-Sung adalah orang yang menentukan kemenangan timnya 4-0 atas AC Milan, di leg kedua 16 besar Liga Champions, Rabu (10/3/2010). Menurutnya, meski hanya mencetak satu gol, Park berhasil mematikan permainan AC Milan.

Pernyataan itu begitu mengejutkan mengingat penyerang Wayne Rooney merupakan pemain paling menonjol selama babak 16 besar ini. Setelah dua kali membobol gawang Milan di leg pertama 16 Februari silam, ia mencetak dua gol pertama MU di leg kedua. Bandingkan dengan Park, yang cuma mencetak satu gol.

Menurut Ferguson, dari soal gol, kualitas Rooney tak perlu diragukan. Namun, menurutnya, tanpa Park, MU belum tentu mampu menekan dan mengalahkan Milan. Hal terakhir ini berkaitan dengan keberhasilan Park melumpuhkan otak AC Milan, Andrea Pirlo.

"Park adalah kunci permainan kami. Kita bisa bicara soal Rooney dan ia memang hebat. Namun, sikap disiplin, kecerdasan, dan pengorbanan Park membuat kami memenangni pertandingan secara taktik. Pirlo adalah pemain penting bagi mereka," ulas Ferguson.

Menambahkan itu, bek MU, Gary Neville, juga memuji Park yang juga sukses mematikan pergerakan Ronaldinho. Tanpa Pirlo dan Ronaldinho, Milan kehilangan kreasi dan daya serangnya.

"Aku tak tahu bila di tempat lain ada yang bisa mengalahkan Ronaldinho dengan mudah. Namun, Anda harus lihat apa yang telah lakukan, yaitu menghentikan penyerang itu (Ronaldinho) mendapatkan bola," ulas Neville.

Kemenangan 4-0 ini membuat MU lolos ke perempat final dengan keunggulan agregat 7-2. Ini adalah pertama kalinya, dalam lima pertemuan kedua kubu di Liga Champions, MU bisa menyingkirkan Milan.